Pada awal sejarahnya ilmu pengetahuan
hanya dipraktekkan oleh ilmuan amatir atas dasar hobi. Namun, dalam
perkembangan berikutnya, ilmu pengetahuan mulai terinstitusionalisasi (institusionalization of science). Dimulai dengan berdirinya beberapa organisasi yang menjadi wadah pertemuan para scientist untuk mengembangkan keilmuannya. Tahap selanjutnya, adalah tahapan academization of science, dimana dalam tahapan ini, ilmu pengetahuan terpusat pada kegiatan akademik universitas.
Terlepas dari pola pengembangannya di
atas, sejarah telah mencatat bahwa ilmu merupakan pendobrak pintu
kebodohan yang mengunci kemajuan dan peradaban manusia. Rangkaian isu
“irrasional” yang melilit kehidupan manusia, sedikit demi sedikit
terkikis bersamaan dengan derasnya arus penemuan-penemuan yang berguna
untuk kemudahan hidup manusia. Pada tataran aksiologis, ilmu merupakan
hasil kreasi manusia yang diciptakan guna memudahkan kehidupan manusia.
Secara epistemologis dapat dikatakan
bahwa ilmu pengetahuan yang ada saat ini merupakan hasil dari akumulasi
pengetahuan yang terjadi dengan pertumbuhan, pergantian dan penyerapan
teori dari masa ke masa. Kemunculan teori baru yang menguatkan teori
lama akan memperkuat citra sains normal. Tetapi, anomali dalam riset
ilmiah yang tidak bisa diselesaikan oleh paradigma sebagai referensi
riset saja, sehingga menyebabkan berkembangnya paradigma baru yang bisa
memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya (melahirkan revolusi
sains). Tumbuh-kembangnya teori dan pergeseran paradigma merupakan pola
perkembangan yang biasa dari ilmu yang telah matang. Selain itu,
berkembangnya peralatan analisis juga mendorong semakin berkembangnya
ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar